“Jiwa
Krisis” ala Bong Chandra
Tidak seperti biasanya, malam itu saya menyempatkan
diri untuk menonton televisi. Entah mengapa hampir setiap malam dalam pekan ini
selalu ada kegiatan entah rapat A, rapat B, rapat C ataupun rapat D, sehingga seakan
menjadi kuper, tidak tahu kabar terkini dari dalam maupun luar negeri. Kisah
pencabutan Kepres tentang Wakil Menteri oleh Mahkamah Konstitusi saja baru saya
dapat sekilas ketika melihat loper koran Tribun Jogja di sebuah perempatan.
Tidak tau mengapa, setiap kali menonton televisi,
channel yang saya pilih pertama adalah nomer 12 yang berslogan “Knowledge to
Elevate”. Bukan bermaksud iklan, tapi memang channel yang satu itu menurut saya
berbeda dengan yang lain, lebih “mendidik” pemirsanya. Ya, ini hanya subjektivitas
saya.
Malam ini, channel 12 itu menayangkan “Neo Democrazi”.
Di salah satu segmen, motivator Bong Chandra berkesempatan berbicara. Satu hal
yang saya garis bawahi dari pernyataannya adalah: bagaimana kita selalu bisa
menumbuhkan jiwa krisis dalam hati kita. Apa sih manfaatnya?
Bong Chandra berlogika bahwa ketika kita dalam keadaan
terpojok atau kepepet, pasti kita akan bisa memaksimalkan apa yang kita
miliki. Logikanya kalau kita sedang dikejar anjing, tentu sebisa kita berlari
sekuat tenaga ataupun melompat tembok yang tinggi yang mungkin jika dalam
keadaan normal kita tidak mungkin bisa melakukannya.
Jiwa krisis yang hadir membuat “mestakung”
(semesta mendukung) sebagaimana sering dikatakan Prof. Yohanes Surya dalam
berbagai kesempatan. So, selalu munculkan “Jiwa Krisis” dalam hati kita, supaya
kemampuan prima (meminjam istilah Kiai Syukri, Pimpinan Pondok Gontor) yang
sesungguhnya akan muncul. Ledakkan jiwa krisismu! : )
7 Juni 2012
7 Juni 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar